4 Oktober 2024

Wisata dan Seni Bisa Meningkatkan Fungsi dan Kesehatan Otak, Ini Kata Dede Farhan Aulawi..

Spread the love

Tokyo, www.libasmalaka.com – Saat manusia melakukan perjalanan wisata ke objek – objek yang menjadi favoritnya tidak bisa hanya dipandang sebagai sesuatu yang sia – sia, menghabiskan uang dan buang – buang waktu saja. Sebab panggilan wisata adalah panggilan jiwa untuk memenuhi dahaga yang harus diguyur dengan ruang seni sesuai peminatannya masing – masing. Soal objek wisatanya berbeda, itu persoalan lain. Mungkin ada yang suka gunung, pantai, air terjun, goa – goa, atau objek wisata lainnya. Di sanalah akan ditemukan banyak karya dan lukisan alam yang hanya bisa dibaca dan dinikmati oleh orang yang memiliki sentuhan jiwa penuh estetika.

Ketua Umum Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) Dede Farhan Aulawi ketika dihubungi via telepon seluler yang sedang berada di Tokyo, Minggu (3/11) menyampaikan bahwa ada banyak bukti ilmiah yang membuktikan bahwa seni dapat meningkatkan fungsi otak. Ini berdampak pada pola dan emosi gelombang otak, sistem saraf, dan juga dapat meningkatkan kadar serotonin. Seni dapat mengubah pandangan seseorang dan cara mereka dalam memandang dunia yang penuh fatamorgana.

Selanjutnya Dede juga menyatakan bahwa pendidikan seni mempengaruhi segalanya, mulai dari prestasi akademis secara keseluruhan hingga perkembangan sosial dan emosional. Penelitian telah membuktikan bahwa seni mengembangkan sistem saraf yang menghasilkan spektrum luas, mulai dari keterampilan motorik halus hingga kreativitas dan peningkatan keseimbangan emosional.

Eric Jensen, salah satu penerjemah terkemuka di bidang neuroscience dalam bukunya Arts with the Brain in Mind, menyatakan bahwa kapasitas sensorik, perhatian, kognitif, emosional, dan motorik merupakan kekuatan pendorong di balik semua pembelajaran lainnya. Begitu juga dengan penelitian Judith Burton, seorang profesor Pendidikan dan Seni di Teachers College, Universitas Columbia mengungkapkan bahwa mata pelajaran seperti matematika, sains, dan bahasa memerlukan kognitif yang kompleks dan kapasitas kreatif yang “khas dalam pembelajaran seni.”

Begitupun dengan Jacob Devaney yang mengatakan , “ Ketika Anda mengamati karya seni yang mendalam, Anda berpotensi menembakkan neuron yang sama seperti yang dilakukan oleh seniman ketika mereka menciptakannya sehingga membuat jalur saraf baru dan merangsang inspirasi. Perasaan ditarik ke dalam lukisan ini disebut “kognisi yang terkandung”.

Prof. Semir Zeki ketua bidang neuroaesthetics di University of London menjelaskan terkait eksperimen nya yang menyimpulkan bahwa ketika kita melihat seni atau keindahan maka akan ada aktivitas kuat di bagian otak yang berhubungan dengan kesenangan. Ketika melihat seni yang mereka anggap paling indah, aliran darah akan meningkat di bagian tertentu otak sebanyak 10%, yang setara dengan menatap orang yang dicintai.

“Bahkan banyak penelitian lain yang masih relevan dari para ahli dunia, tentang manfaat menikmati seni dan keindahan sebagai cara sebuah penyembuhan, menjauhkan stress dan meningkatkan kesehatan bahkan mampu merangsang kreativitas “, ujar Dede menutup pembicaraan. (*)

About Post Author