Boni Atolan Didaulat Pimpin Sidang Munas Pertama Forum Pimpinan Redaksi Nasional di Jakarta.
Jakarta.libasmalaka.com – Direktur PT. Atolan Media Malaka, Bonefasius Atolan didaulat memimpin Sidang Munas Pertama Forum Pimpinan Redaksi Nasional (FPRN) di Anjungan Sumatera Barat (Sumbar), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (15/9/2019).
Boni, begitu panggilan akrabnya didaulat memimpin sidang ditandai penyerahan Petaka FPRN oleh
Ketua Dewan Adat dan Raja-Raja Nusantara, H.E. Irwannul Latubual.
Pemilik Media Online radarmalaka.com dan radarperbatasan.com asal Provinsi NTT itu dalam arahannya meminta seluruh pimpinan media agar menjadikan wadah FPRN sebagai sarana untuk mendorong kehidupan pers nasional yang lebih baik dan bermartabat serta mengedepankan demokrasi serta kebebasan pers yang bertanggung jawab.
Selain memimpin Munas Perdana itu Boni Atolan juga memandu konfrensi pers yang dihadiri Ketua Dewan Adat dan Raja-Raja Nusantara, YMP Prof. DR. H.E. Irwannul Latubual, MM., MH., Ph.D, dan Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Ir. Dede Farhan Aulawi, S.T., M.M.
Berdasarkan hasil Munas, lima pemimpin redaksi dari berbagai daerah, terpilih sebagai ketua Pimpinan Pusat (PP) FPRN. Kelima pemimpin redaksi tersebut yaitu Bayu Nugroho, Andi Muh. Safriansyah MS, Polman Manalu, Dedy HB, dan Hamdani.
Hadir pada Munas FPRN pertama tersebut Ketua Dewan Adat dan Raja-Raja Nusantara, YMP Prof. DR. H.E. Irwannul Latubual, MM., MH., Ph.D, dan Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Ir. Dede Farhan Aulawi, S.T., M.M.
Direktur PT.Kharisma inti Media, Bayu Nugroho
Pimpinan Redaksi media Online Nasional libasmalaka.com Paulus Edi Sumantri. Yang juga sebagai Sekjen Aliansi Pewarta Merah Putih,
Pimpinan Redaksi Media Cetak, Online, Elektronik dari dari Penjuru tanah air
Dalam sidang Pertama FPRN itu Ketua Dewan Adat dan Raja-Raja Nusantara beserta Kompolnas menyambut baik keberadaan FPRN. Bahkan keduanya sangat mengapresiasi terbentuknya Forum Pimpinan Redaksi Nasional tersebut.
“Wartawan ada organisasinya. Sementara para Pimpinan Redaksi belum ada organisasinya. FPRN inilah merupakan wadah untuk mempersatukan para Pimpinan Redaksinya,” terang Dede Farhan Aulawi, dalam sambutannya pada Munas FPRN yang dibuka sekaligus diresmikan langsung oleh Ketua Dewan Adat dan Raja-Raja Nusantara, H.E. Irwannul Latubual itu.
Anggota Kompolnas itu menyebut, sebagai penentu layaknya sebuah berita yang disampaikan ke publik, pimpinan redaksi diharapkan dapat meminimalisir produksi hoax yang saat ini kian ramai disuguhkan ke publik.
“Tentu kita berharap, pimpinan redaksi yang tergabung dalam FPRN ini dapat menyaring setiap berita yang akan disampaikan ke public. Cek dan ricek dalam waktu cepat harus ditempuh untuk memastikan bahwa berita tersebut bukan hoax,” tuturnya.
Dia menambahkan, selain memiliki keterampilan teknis, seorang pimpinan redaksi juga harus memiliki sentuhan seni. Olehnya itu, lanjut Dede Farlan, harus dilakukan validasi terkait kebenaran informasi yang akan dituangkan melalui materi pemberitaan.
“Sekali lagi saya sampaikan, penting untuk dilakukan validasi terlebih dahulu terkait kebenaran berita yang akan dipublish,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Dewan Adat dan Raja-Raja Nusantara dalam sambutannya mengatakan, sebagai pemegang kebijakan atas kelayakan sebuah berita yang disuguhkan ke publik, Pemimpin Redaksi memiliki peran yang sangat penting.
“Baik buruknya, diterima atau tidaknya sebuah pemberitaan sangat dipengaruhi oleh kecakapan Pimred itu sendiri,” ujar H.E. Irwannul Latubual .
Oleh karena itu menurut dia, Pemimpin Redaksi harus memiliki seperangkat pengetahuan keterampilan (kompetensi) di bidangnya, agar sebuah pemberitaan dapat diterima oleh berbagai kalangan, terutama masyarakat pembaca.
“Saya kira kehadiran FPRN ini sangat penting, agar sesama pemimpin redaksi di nusantara ini dapat saling menguatkan, terutama dapat bersama-sama dalam memerangi hoax,” tuturnya.
Lebih jauh dia mengatakan, FPRN bisa menjadi mitra bagi lembaga yang dipimpinnya dalam rangka melakukan edukasi ke masyarakat melalui pemberitaan terkait adat dan budaya Bangsa Indonesia, yang saat ini mulai terkikis. (red)