Sejarah Ini Akan Ditoreh dengan Tinta Emas dan Jadi Persembahan Terindah”
Catatan Pinggir ETMC 2019 Malaka
Oleh : herry klau
Malaka.libasmalaka.com-“Sejarah akan mencatat dan tertulis dengan tinta emas di buku Kabupaten Malaka, ketika bulan Juli tahun 2019 ada turnamen El Tari Memorial Cup terakbar yang ada di Provinsi NTT. Anak cucu pun akan mengenang, siapa yang menjadi pelaku dan saksi sejarah itu. Dan kita yang berada saat ini dan di sini, adalah pelaku dan saksi sejarah yang takkan pernah terlupakan,”
Kalimat ini mengalir lancar dari Bupati Malaka Stefanus Bria Seran, saat memberikan sambutan pada acara pemberkatan lapangan pertandingan ETMC di Betun, Kamis, 20 Juni 2019 pukul 17.38-19.10 wita.
Di hadapan 10 orang pastor, Dandim Belu, Pejabat yang mewakili Kapolres Belu dan hadirin yang hadir, Bupati Stefanus yang mengenakan baju kuning dipadu dengan celana coklat kopi susu, matanya terlihat berkaca-kaca. Gestur yang khas seorang pemimpin dengan tegas mengatakan, apa yang dilakukan saat ini takkan mungkin dilupakan dari satu generasi ke generasi lain.
“Yang paling penting bagi seorang pemimpin adalah meninggalkan jejak kakinya di atas sebuah batu dan namanya tertulis dengan elok pada batu itu, sehingga siapa saja akan datang dan mengenangnya sebagai seorang yang telah mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga untuk daerah ini, tanah tumpah darah ini, ibu pertiwi ini, yang telah memberikan susu dan madu hingga titik keabadian.
Tidak berhenti di situ.
Sejarah pun akan menulis lagi, jikalau 100 tahun yang akan datang bahkan lebih, tak ada satu kabupaten pun yang menyamai Malaka untuk sebuah perhelatan seakbar ETMC 2019.
Pasalnya, Malaka dengan segala keterbatasan dan kekurangan sebagai kabupaten baru yang berdiri tahun 2013, berjalan dengan kepala tegak dan bersanding sejajar dengan kabupaten-kabupaten yang pernah menjadi penyelenggaranya.
Ketika Malaka mendeklarasikan diri untuk menjadi penyelenggara ETMC 2019 Malaka, banyak yang mencemaskan. Banyak yang meragukan dan bahkan banyak yang miris. Banyak yang sangsi dan tidak yakin akan kemampuan Malaka menyuguhkan sebuah perhelatan yang mendatangkan ribuan orang dari berbagai penjuru.
“Akan tetapi malam ini kecemasan semua orang yang pernah sangsi dan ragu terjawab sudah. Tiga lapangan pertandingan siap dipakai, penginapan para pemain dan official pun sudah rampung, tempat-tempat latihan pun sudah siap dan yang pasti panitia pun sudah yakin akan sebuah kesuksesan di depan mata karena dukungan dan kerja sama dari semua komponen masyarakat Malaka,” kata Bupati Malaka perdana ini.
Bupati Stefanus pun mengaku, semarak acara pembukaan ETMC 2019 Malaka dengan ribuan penari likurai yang mengenakan tenunan motif daerah, menjadi seremonial tersendiri dan suguhan seni lokal yang tiada taranya, sehingga bagi siapa yang tidak menyaksikannya, tak akan pernah hadir lagi saat-saat seperti itu.
Di tengah-tengah acara doa pemberkatan, saat 10 orang pastor menumpangkan tangan sambil memohon kepada Tuhan bagi penyelenggaraan turnamen ini, air mata banyak orang berderai. Sesaat terdiam dan mengatup tangan erat-erat di dada. Menutup mata dan menarik nafas panjang. Yang terpikirkan saat itu hanya sebuah kalimat Kami Bangga Jadi Anak Malaka.
Bupati Malaka, Ketua Askab PSSI Malaka, Dandim Belu, Pimpinan Perangkat Daerah yang berada persis di belakang para pastor terlihat sangat khusuk. Doa membahana, nyanyian syukur bergaung dan diselingi dengan pemberkatan mengelilingi lapangan, sebuah bukti otentik akan penyerahan secara total dan menyeluruh kepada Tuhan yang empunya segalanya.
Di bawah temaram lampu stadion yang berdiri megah di 4 sudut lapangan dan ribuan penonton yang memadati lapangan, Bupati Malaka Stefanus Bria Seran turun dari panggung, berjalan sendirian dengan langkah pasti menuju ke tengah lapangan.
Bersama aura angin malam dan angkernya lapangan umum Betun, ribuan pasang mata yang memandang kagum ke arah Bupati Malaka, lantas mendapat sorak sorai karena telah mempersembahkan yang terbaik dan terindah bagi Kabupaten Malaka. (bersambung)