22 Maret 2025

Lestarikan Budaya. Komunitas Feto Mane Malaka Gelar Pose Model Tenun Ikat

Spread the love

Malaka NTT.libasmalaka.com- Melestarikan Budaya Malaka, Model Komunitas Feto Mane Malaka Gelar Pose Model Tenun Ikat Malaka di Bukit Tubakai, Dusun Wemalae Atas, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka. Kamis, (6/6/2019)

Tema, Pose model “Budaya dan Alam ”
Pose model, sebagai implementasi bentuk kepedulian guna pelestarian serta pengembangan seni budaya Kabupaten Malaka. Ungkap Ketua Model Komunitas Yang Bernama Community Feto Mane Malaka Nur Ayu Widiyaning Tyas

Menurut Bunda Tyas sapaan akrabnya anggotanya,selain memperomosikan dan melestarikan kain tenun Malaka pihaknya juga Ingin memberikan ruang kepada para creator, Kabupaten Malaka untuk mengolah seni budaya daerah,.serta mengasah kreatifitas dan pola berfikir pemuda Kabupaten Malaka dalam mengembangkan seni budaya.

Tyas mengaku dengan berbagai pengalaman yang ia miliki di bidang seni Model dan Seni Teataer dirinya ingin, Memperkenalkan Seni Budaya Kabupaten Malaka kepada masyarakat Umum hingga manca Negara, menciptakan rasa memiliki dan mencintai seni budaya Malaka pada masyarakat.

“Menjaga, Melestarikan, dan Mengembangkan seni budaya Kabupaten Malaka sebagai identitas Bangsa Indonesia. Ujarnya

“Kami ingin merangkul putra dan putri daerah untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan seni budaya.

Menciptakan rasa memiliki dan mencintai seni budaya tradisi sebagai Identitas Bangsa Indonesia kepada masyarakat” pintanya

Tyas menambahkan , bukan hanya di bidang model saja tetapi
Pihaknya dari MODEL COMMUNITY FETO MANE MALAKA, kedepan ingin menyelenggarakan sebuah event kegiatan seni budaya berupa festival dengan berbagai pertunjukan daerah diantarnya :
Tarian Likurai, Tarian Bidu,
Suling Bambu, Tariang Gong (Tala)
Tebe, Tarian Konteporel,
Tarian Perang, tarian kain tenun malaka, Model Kain Tenun/ Fashion Show Kain Tenun
Tarian Kolaborasi dengan musik Etnik Nusantara.

Dirinya juga menjelaskan, Model Community Feto Mane Malaka merupakan sebuah komunitas yang berkomitmen untuk mejaga, melestarikan, dan mengebangkan budaya Malaka Khsusnya melestarikan budaya dan kesenian Kabupaten Malaka.

Ia menilai, Seni budaya merupakan suatu karya yang diciptakan oleh pendahulu yang di dalamnya banyak mengandung nilai, makna, dan filosofi.

Maka dari itu, lanjut Tyas “sudah seharusnya kewajiban kita sebagai generasi penerus untuk tetap menjaga dan melestarikan seni dan budaya kita agar tetap ada serta menjadi identitas bangsa ini .

Oleh karena itu, dirinya bersama rekannya Yacinta Dewi Suri Astuti dan Pisto Bere membentuk suatu komunitas “Model Commmunity Feto Mane Malaka” bergerak bersama Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Malaka, Demi pelestarian dan perkembangan seni dan kebudayaan di Indonesia khususnya Seni dan budaya Kabupaten Malaka.

Ia menambahkan, Kabupaten Malaka banyak menyimpan berbagai keindahan mulai dari seni budaya, tenun serta keindahan Alamnya, yang didalamnya menyimpan kehidupan

Lanjut, di Kabupaten Malaka sendiri yang berbatasan Langsung dengan Negara Demokratik Timor Leste, terdapat berbagai macam kesenian, dan karya –karya seni seperti Tenun, seni musik, seni tari, kerajinan tenun, dan seni rupa yang cukup terkenal dan menjadi Identitas bagi masyarakat malaka diantaranya, tarian likurai, tarian bidu, tarian tebe, musik elele, orkessuling bambu, tenunan, rumahadat, dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan waktu dan dunia yang terus berkembang, minat generasi muda terhadap keaslian budaya mulai menurun. Bahkan dengan adanya teknologi-teknologi modern yang semakin canggih, terkhusus dalam bidang kesenian, minat generasi penerus untuk mempelajari keaslian atau akar budaya sendiri telah menurun.

Selain itu, tidak semua generasi penerus mampu memperagakan tarian asli daerah atau memainkan alat musik asli daerah, ataupun menenun.

“Gaung keaslian budaya mulai samar-samar terdengar, rendahnya minat generasi penerus untuk mengenal dan mencintai keaslian budaya merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan secara serius” Jelasnya

Padahal, ujarnya lagi, para muda adalah generasi penerus bangsa yang berkewajiban mempertahankan keaslian budaya demi membangun bangsa yang berbudaya tanpa harus mengesampingkan perkembangan jaman yang semakin modern. Tutupnya.(edi-Pisjen)

About Post Author